Senin, 14 September 2015

Pengertian fotosistem




Fotosistem merupakan suatu unit yang terdiri atas klorofil a, komplek santenedana ke septor elektron yang mampu menangkap energi cahaya (poton) matahari. Jika krolofil hanya menyerap cahaya merah,ungu, dan biru kemudian dipantulkan kembali maka terlihat warna hijau. Warna krolofil dapat berbeda-beda tergantung jenis klorofil dan cahaya yang terserap kemudian dipantulkan.
Ada dua macam krolofil, yaitu sebagai berikut :
·         Klorofil a, yaitu krolofil yang memiliki pigmen warna hijau,pigmen merupakan senyawa kimia yang dapat menyerap cahaya tampak.
·         Klorofil b, yaitu klorofil yang memiliki pigmen warna kuning sampai jingga disebut karoten memiliki struktur mirip dengan klorofil a.
Kloropil a dan pigmen-pigmen lain mengelompok di dalam tlakoidmem bentuk bangunan unit pigmen, klorofil a terletak di tengah bangunan yang disebut sebagai pusatreaksi . Kloropil a memperoleh energicahaya dari akseptor elektron berasal dari sekelompok molekul pada perangkat pigmen yang dapat menangkap elektron cahaya berenergi tinggi disebut antene.
                Elektron yang terlempar keluar orbit berada dalam keadaan tidak stabil yang menyimpan energi tinggi disebut tereksitasi. Dalam keadaan demikian, klorofil berusaha mensulap elektron dari molekul lain dan dalam waktu bersama H20 terpecah menjadi 2H+, OH¯ dan elektron (fotolisis), elektron dari air ini diambil untuk menstabilkan keadaan klorofil kembali.
Aliran elektron

1.      ALIRAN ELEKTRON FOTOSISTEM I BERSIFAT SIKLUS
Cahaya berenergi tinggi yang terserap klorofil a dapat menyebabkan electron (e¯) berasal dari fotosistem ataup700 yang terlempar keluar orbitn ya, pada saat perjalanan elektron (e¯) berasal dari p700 yang terlempar keluar orbit tersebut lalu ditangkap oleh akseptor penerima elektron seperti plastokui onatausitokrom. Kemudian elektron itu pindah ke akseptor lain ,lalu pindah kembali ke klorofil p700 semula.
Apa sih yang dimaksud fotofosforilasi?
Fotofosfolirasi adalah peristiwa bereaksinya senyawa ADP dan asam fosfat menjadi ATP seperti berikut .
                                          ADP   +    Pi  ---> ATP
2.      ALIRAN ELEKTRON FOTOSITEM II BERSIFAT NONSIKLUS
Perjalanan aliran elektron fotosistem II, elektron nya (e¯)jugaberasaldari p700. Elektron (e¯) yang terlempar keluar orbit dan ditangkap oleh akseptor elektron yaitu NADPH2 kemudian elektron (e¯) bersama dengan 2H¯ bersal dari pecahan H2O mengikuti jalannya elektron siklik pindah ke aseptor lain seperti plastosiani natauferedoksin.
Molekul NADPH2dan ATP yang berenergi tinggi digunakan untuk mengubah CO2dan h2O menjadi produk gula (seperti glukosa,maltose , fruktosa dan amilumdan O2.) Proses pembentuk angula (karbohidrat) dapat anda lihat pada siklus calvin.

KEMOSINTESIS




Sebagaimana telah anda ketahui,bahwa sumber energy pada proses reasi penyusunan (sintesis) molekul gula (karbohidrat ) dari molekul CO2 dan H2O yang berlangsung di dalam selmakhluk hidup menggunakan cahaya sebaga isumber energinya contohnya pada beberapa mikroorganisme seperti bakteri belerang,bakteri nitrit,dan bakteri besi memperoleh energi dengan cara mengoksidasi senyawa kimia. Jadi,jika pada proses penyusutan bahan organik yang menggunakan sumber energi dengan cara pengoksidasian (pencemaran) senyawa kimia disebut kemisintesis. Berikut pengoksidasian beberapa bakteri untuk memperoleh energi kimia.

a.       Bakteri belerang,misalnya bakteri sulfur tak berwarna (thiobacillus) memperoleh energi dengan cara mengoksidasi H2S, reaksinya :
cahaya
2H2S + O2   à     2H2O + energi
                                                Klorofil

Selanjutnya energi tersebut digunakan untuk fiksasi CO2 menjadi gula (karbohidrat), reaksinya :


                                                Cahaya matahari
CO2 +2H2S            à               CH20 +2S + H2O  
                                                Klorofil
           
b.      Bakteri nikrit, misalnya bakteri nitrosomonas dan nitrococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3 dalam bentuk senyawa ammonium karbonat menjadi asamnitrit, reaksinya:
nitrosomonas
(NH4)2 + CO3+302           à       2HNO2 + CO2 + 3H2O + energi
                                    Nitrococcus
c.       Bakteri onikrat,misalnya bakteri nitrobacter memperoleh energy dengan cara mengoksidasi nitritmen jasinitrat, reaksinya:

nitrobacter
CA (NO2)2 +O2      à                  CA (NO3)2 + energi
d.      Bakteri besi,misalnya lipotrik memperoleh energy dengancarameng oksidasi ferro menja di ferri,reaksinya:

Oksigen
                        FE₂¯                à       FE3+     +     energi

HAMA PADA CABE RAWIT

hama pada cabe rawit


Perubahan cuaca sering menjadi penyebab utama berkembangnya hama penyakit cabai rawit. Kondisi cuaca yang tidak stabil diperparah dengan pertanaman yang terlalu rapat juga merupakan faktor utama munculnya berbagai penyakit utama tanaman cabai rawit. Untuk mengatasi masalah penyakit cabai rawit ini, pada umumnya digunakan cara pengendalian secara konvensional , yaitu penggunaan pestisida secara intensif. Pemeliharaan tanaman dengan selalu menjaga kebersihan kebun merupakan syarat utama disamping usaha penyemprotan dengan pestisida secara bijaksana.
Beberapa penyakit cabai rawit, diantaranya adalah :
1). Layu bakteri (Ralstonia solanacearum) , penyakit ini ditandai dengan daun layu mulai dari pucuk sampai ke bagian bawah. Apabila batang, cabang, atau pangkal batang dibelah akan terlihat warna cokelat kehitaman dan busuk. Cabai rawit yang diserang layu bakteri bila dicelupkan ke dalam airakan mengeluarkan lendir berwarna putih. Serangan dapat menular melalui air yang tercemar. Penanggulangan layu bakteri dapat menggunakan cara mencelup bibit cabai rawit ke dalam air yang diberi bakterisida Agrimycin. Drainase disekitar bedengan diperbaiki agar tidak becek/ berlumpur.

2). Layu cendawan Sclerotium rolfii Sacc., penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan yang menyebabkan layu tanaman secara tiba-tiba daun berubah menjadi kuning dan lama kelamaan berubah menjadi cokelat. Biasanya menyerang leher akar yang ditandai dengan adanya mycelium berwarna putih. Pengendalian dilakukan dengan menggunakan perlakuan pemberian kapur pada saat pengolahan tanah, pergiliran tanaman dan perlakuan tanah dengan Basamid-G.

3). Busuk daun , hawar, lodoh yang disebabkan oleh Phytopthora capsici), biasanya yang diserang adalah bagian batang, daun dan buah. Ciri-cirinya adanya bercak -bercak kecil di tepi dan bentuknya tidak beraturan dan pada akhirnya akan menyebar ke seluruh daun. Tanda serangannya adanya bercak basah dan akan meluas sehingga akan membusuk sehingga buah cabai akan terlepas dari tangkainya. Hal ini dapat ditanggulangi dengan Ridomil MZ, Sandovan MZ. Kocide atau polyran.

4). Embun tepung/ Powdery mildew, disebabkan oleh cendawan Leveillula taurica, biasanya menyerang tanaman cabai rawit yang ditanam pada dataran tinggi sekitar 700 m di atas permukaan laut. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak pada permukaan daun berwarna kekuningan, jika daun di balik akan tampak tepung berwarna putih keabu-abuan. Serangan dimulai dari daun tua dan akan menyebar ke daun muda. Penanggulangannya dengan menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim. Sedangkan embun tepungnya disebabkan oleh cendawan Oidiopsis sicula Scal dan dikendalikan dengan Afugan 300 EC dan Rubigan 120 EC.

5). Bercak daun disebablan oleh Cercospora capsici, tandanya adalah bercak-bercak bulat kecil pada daun, merupakan ciri khas serangan Cercospora capsici. Warna bagian dalam lingkaran berbeda dengan tepi lingkaran. Bercak tersebut akan meluas mencapai sekitar 0,5 cm. Warna bercak pucat sampai putih dengan warna lebih tua pada bagian tepinya. Bagian batang dan tangkai daun juga diserang. Penanggulangannya menggunakan fungisida Topsin, Velimek, benlate, Derasol, Score secara berganti-ganti, disamping selalu menjaga kebersihan kebun cabai rawit.

6). Layu Fusarium, disebabkan oleh cendawan Fusarium oxysporium f.sp. capsici, fusarium akan mengganas pada tanah masam. Tanda serangan fusarium adanya tajuk cabai yang menguning dan tulang daun bagian atas warnanya memucat dan tangkainya merunduk. Apabila pangkal batang,dekat akar di toreh akan tampak cincin cokelat kehitaman diikuti busuk basah pada pembuluh akar. Cara penanggulangannya dengan memberikan kapur pada tanah agar pH tanah sesuai dan tidak masam. Hindari adanya genangan air pada bedengan dan rendam benih cabai dengan larutan benlate selama 10 menit.

7). Bercak Alternaria, disebabkan oleh cendawan Alternaria solani Ell & Marf. Bercak ini disebabkan oleh cendawan dengan gejala serangan timbulnya bercak warna cokelat tua sampai kehitaman dengan lingkaran konsentria, membesar dan akhirnya bergabung menjadi satu. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan menggunakan fungisida Sandofan 10/56 WP, kocide 77 WP atau polyram 80 WP secara berselang-seling.

8). Bercak bakteri Xanthomonas campestris pv.vesicatoria, Patogen ini menyerang daun, buah dan batang. Di tempat yang terserang akan menimbulkan bintik-bintik berwarna cokelat di bagian tengah dan dikelilingi lingkaran klorosis tidak beraturan. Gejalanya sangat jelas terlihat di permukaan daun sebelah atas. Pada buah cabai rawit gejala serangannya ditandai bercak cokelat. Bercak bakteri ini ditanggulangi dengan merendam benih dengan menggunakan bakterisida berbahan aktif stretomicyn sulfat dan oksitetrasiklin. Buang jauh dari pertanaman daun, ranting dan buah yang terinfeksi cendawan ini. Lakukan rotasi benih yang di tanam, agar terputus cendawan tersebut. Selain itu dapat pula digunakan fungisida berbahan aktif tembaga seperti kocida 60 WDC, Cupravit dan Trimiltox.

Hama dan penyakit tanaman cabe



Budidaya tanaman cabe merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabe cukup tinggi. Cabe seakan-akan sudah menjadi bahan kebutuhan pokok masyarakat. Di masa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabe bisa meningkat hingga puluhan kali lipat.
Usaha tani tanaman cabe (Capsicum annuum L.) memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabe merugi karena abai memperhitungkan faktor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabe harus dipertimbangkan secara matang.
Serangan hama dan penyakit merupakan salah satu faktor resiko yang cukup besar dalam budidaya cabe. Agar sukses menjalankan usaha tani cabe, ada baiknya kita mengenal jenis-jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe.

Hama tanaman cabe

Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.

a. Hama ulat

Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
  • Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa.
  • Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.

b. Hama tungau

Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati.
  • Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau.
  • Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.

c. Hama kutu daun

Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
  • Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun.
  • Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.

d. Hama lalat buah

Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.
  • Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
  • Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.

e. Hama trips (Thrips)

Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar.
  • Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini.
  • Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.

Penyakit tanaman cabe

Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:

a. Bercak daun

Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

b. Patek atau antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

c. Busuk

Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.

d. Layu

Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.

e. Bule atau virus kuning

Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

f. Keriting daun atau mosaik

Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.