Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana
dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan
energi berupa ATP yang biasa digunak4an
organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu
menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi
kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi
adalah reaksi oksidasi. Energi
yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama
dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2
(Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida
H2).
Tabel macam-macam reaksi katabolisme :
Tahapan
|
Tempat
|
Substrat
|
hasil
|
|
Sitoplasma
|
C6H12O6
|
2ATP, 2Asam piruvat, 2NADH
|
||
Dekarboksilasi oksidatif
|
mitokondria
|
Asam piruvat
|
Asetil CO-A
|
|
Siklus asam sitrat
|
Matriks mitokondria
|
Asetil CO-A
|
NADH2 + ATP
|
|
Transpor elektron
|
Membran dalam mitokondria
|
NADH2 dan FADH2
|
30ATP + 4ATP + H2O+ CO2
|
|
Siklus krebs
|
Matriks mitokondria
|
Glukosa
|
Respirasi
sel, jalur metabolisme yang menghasilkan energi (dalam bentuk ATP dan NADPH)
dari molekul-molekul bahan bakar (karbohidrat, lemak, dan protein). Jalur-jalur
metabolisme respirasi sel juga terlibat dalam pencernaan makanan.
Respirasi
dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup
melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi
mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan.
Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu
hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan
penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan
oksigen.
Pada dasarnya, respirasi
adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia
pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat
dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana. Karena proses ini
adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas ditangkap oleh
ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya, berbagai reaksi
biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan energinya dari kedua
kelompok senyawa terakhir ini.
Kebanyakan
respirasi yang dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai
oksidatornya. Reaksi yang demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun
demikian, banyak proses respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut
respirasi anaerob. Yang paling biasa dikenal orang adalah dalam proses
pembuatan alkohol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri
anaerob menggunakan belerang (atau senyawanya) atau beberapa logam sebagai
oksidator. Respirasi dilakukan pada
satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik terjadi di dalam
mitokondria.
Glikolisis
Glikogenolisis,
pengubahan glikogen menjadi glukosa. Glikogenolisis
adalah lintasan metabolisme yang digunakan oleh tubuh, selain glukoneogenosis,
untuk menjaga keseimbangan kadar glukosa di dalam plasma darah untuk
menghindari simtoma hipoglisemia. Pada
glikogenolisis, glikogen digradasi berturut-turut dengan 3 enzim, glikogen
fosforilase, glukosidase, fosfoglukomutase, menjadi glukosa. Hormon yang
berperan pada lintasan ini adalah glukagon dan adrenalin.
Glikolisis,
pengubahan glukosa menjadi piruvat dan ATP tanpa membutuhkan . oksigen. Glikolisis adalah serangkaian reaksi biokimia
di mana glukosa dioksidasi menjadi molekul asam piruvat. Glikolisis adalah
salah satu proses metabolisme yang paling universal yang kita kenal, dan
terjadi (dengan berbagai variasi) di banyak jenis sel dalam hampir seluruh bentuk
organisme.
Proses
glikolisis sendiri menghasilkan lebih sedikit energi per molekul glukosa
dibandingkan dengan oksidasi aerobik yang sempurna. Energi yang dihasilkan
disimpan dalam senyawa organik berupa adenosine triphosphate atau yang lebih umum
dikenal dengan istilah ATP dan NADH.
Lintasan glikolisis yang
paling umum adalah lintasan Embden-Meyerhof-Parnas (bahasa Inggris: EMP
pathway), yang pertama kali ditemukan oleh Gustav Embden, Otto Meyerhof dan
Jakub Karol Parnas. Selain itu juga terdapat lintasan Entner–Doudoroff yang
ditemukan oleh Michael Doudoroff dan Nathan Entner terjadi hanya pada selprokariota, dan berbagai lintasan heterofermentatif dan homofermentatif.
Ringkasan
reaksi glikolisis pada lintasan EMP adalah sebagai berikut:
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif adalah:
Sedangkan ringkasan reaksi dari glikolisis, siklus asam sitrat dan fosforilasi oksidatif adalah:
Jalur pentosa fosfat,
pembentukan NADPH dari glukosa. Jalur
pentose fosfat adalah adalah jalur alternative metabolism glukosa. Jalur ini
berlangsung di sitosol. Enzim yang terlibat antara lain G6P, transketolase, dan transaldolase.
Siklus Krebs
Siklus
krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama
orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs.
Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus
krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada
glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria. Sehingga, siklus krebs terjadi di dalam
mitokondria.
Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut:
a)
Asam
piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah
bereaksi dengan NAD+ (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau
Ko-A, membentuk asetil Ko-A. Dalam peristiwa ini, CO2 dan NADH dibebaskan.
Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-A).
b)
Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam
oksalo asetat (4C) dan terbentuk asam sitrat (6C). Dalam peristiwa ini, Ko-A
dibebaskan kembali.
c)
Asam sitrat (6C) dengan NAD+ membentuk asam
alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2.
d)
Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu
pembentukan asam suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD+ dengan membebaskan
NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat
anorganik.
e)
Asam suksinat yang terbentuk, kemudian
bereaksi dengan FAD (Flarine Adenine Dinucleotida) dan membentuk asam malat
(4C) dengan membebaskan FADH2.
f)
Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD+
dan membentuk asam oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena asam oksalo
asetat akan kembali dengan asetil ko-A seperti langkah ke 2 di atas.
Dapat
disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang
mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk
kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs
selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.
Transpor electron
Transpor
elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron
dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir,
membentuk H2O. ATP yang dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya
kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-molekul
khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada
beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3. Elektron berenergi
pertama-tama berasal dari NADH, kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono
Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan
dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya. Sampai terjadi reaksi
terakhir yang membentuk H2O. Jadi
hasil akhir proses ini terbentuknya 32 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan
respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh,
pada tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan
tingkat tinggi. Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut.
Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif
adalah suatu lintasan metabolisme yang menggunakan energi yang dilepaskan oleh
oksidasi nutrien untuk menghasilkan ATP, dan mereduksi gas oksigen menjadi air.
Walaupun
banyak bentuk kehidupan di bumi menggunakan berbagai jenis nutrien, hampir
semuanya menjalankan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP. Lintasan ini
sangat umum digunakan karena sangat efisien untuk mendapatkan energi,
dibandingkan dengan proses fermentasi alternatif lainnya seperti glikolisis
anaerobik. Dalam proses fosforilasi
oksidatif, elektron yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat akan ditransfer ke
senyawa NAD+ yang berada di dalam matriks
mitokondria. Setelah menerima elektron, NAD+ akan bereaksi menjadi
NADH dan ion H+, kemudian mendonorkan elektronnya ke rantai transpor elektron
kompleks I dan FAD yang berada di dalam rantai transpor elektron kompleks II.
FAD akan menerima dua elektron, kemudian bereaksi menjadi FADH2
melalui reaksi redoks.
Reaksi
redoks ini melepaskan energi yang digunakan untuk membentuk ATP. Pada
eukariota, reaksi redoks ini dijalankan oleh serangkaian kompleks protein di
dalam mitokondria, manakala pada prokariota, protein-protein ini berada di
membran dalam sel. Enzim yang saling berhubungan ini disebut sebagai rantai
transpor elektron. Pada eukariota, lima kompleks protein utama terlibat dalam
proses ini, manakala pada prokariota, terdapat banyak enzim-enzim berbeda yang
terlibat.
Elektron
yang melekat pada molekul rantai transpor elektron di sisi dalam membran
mitokondria akan menarik ion H+ menuju membran mitokondria sisi luar, disebut
kopling kemiosmotik,[4] yang menyebabkan kemiosmosis, yaitu difusi ion H+
melalui ATP sintase ke dalam mitokondria yang berlawanan dengan arah gradien
pH, dari area dengan energi potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju
matriks dengan energi potensial lebih tinggi. Proses kopling kemiosmotik
menghasilkan kombinasi gradien pH dan potensial listrik di sepanjang membran
ini yang disebut gaya gerak proton. Energi gaya gerak proton digunakan untuk
menghasilkan ATP melalui reaksi fosforilasi ADP.
Walaupun fosforilasi oksidatif adalah bagian vital
metabolisme, ia menghasilkan spesi oksigen reaktif seperti superoksida dan
hidrogen peroksida pada kompleks I. Hal
ini dapat mengakibatkan pembentukan radikal bebas, merusak sel tubuh, dan
kemungkinan juga menyebabkan penuaan. Enzim-enzim yang terlibat dalam lintasan
metabolisme ini juga merupakan target dari banyak obat dan racun yang dapat
menghambat aktivitas enzim.
Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi Oksidatif atau disingkat dengan DO adalah
proses Perubahan Piruvat menjadi
Asetilkoezim – A. Proses
ini berlangsung karboksilasi Oksidatif ini di membran luar mitocondria sebagai
fase antara sebelum Siklus Krebs ( Pra Siklus Krebs ) sehingga DO sering
dimasukkan langsung dalam Siklus krebs. Reaksi
oksidasi piruvat hasil glikolisis menjadi asetil koenzim-A, merupakan tahap
reaksi penghubung yang penting antara glikolisis dengan jalur metabolisme
lingkar asam trikarboksilat (daur Krebs). Reaksi yang diaktalisis oleh
kompleks piruvat dehidrogenase dalam matriks mitokondria melibatkan tiga macam
enzim (piruvat dehidrogenase,
dihidrolipoil transasetilase, dan dihidrolipoil dehidrogenase),
lima macam koenzim (tiaminpirofosfat, asam lipoat, koenzim-A, flavin adenin dinukleotida, dan
nikotinamid adenine dinukleotida)
dan berlangsung dalam lima tahap reaksi.
Keseluruhan reaksi dekarboksilasi ini
irreversibel, dengan ∆ G 0 = - 80 kkal per mol. Reaksi ini merupakan jalan masuk utama
karbohidrat kedalam daur Krebs. Tahap
reaksi pertama dikatalis oleh piruvat dehidrogenase yang menggunakan tiamin
pirofosfat sebagai koenzimnya. Dekarboksilasi
piruvat menghasilkan senyawa α-hidroksietil yang terkait pada gugus cincin
tiazol dari tiamin pirofosfat.
Pada
tahap reaksi kedua α-hidroksietil didehidrogenase menjadi asetil yang kemudian
dipindahkan dari tiamin pirofosfat ke atom S dari koenzim yang berikutnya,
yaitu asam lipoat, yang terikat pada enzim dihidrolipoil transasetilase.
Dalam
hal ini gugus disulfida dari asam lipoat diubah menjadi bentuk reduksinya,
gugus sulfhidril. Pada tahap reaksi ketiga, gugus asetil dipindahkan dengan
perantara enzim dari gugus lipoil pada asam dihidrolipoat, kegugus tiol
(sulfhidril pada koenzim-A).
Kemudian
asetil ko-A dibebaskan dari sistem enzim kompleks piruvat dehidrogenase. Pada
tahap reaksi keempat gugus tiol pada gugus lipoil yang terikat pada
dihidrolipoil transasetilase dioksidasi kembali menjadi bentuk disulfidanya
dengan enzim dihidrolipoil dehidrogenase yang berikatan dengan FAD (flavin
adenin dinukleotida).
Akhirnya (tahap reaksi
kelima) FADH + (bentuk reduksi dari FAD) yang tetap terikat pada enzim,
dioksidasi kembali oleh NAD + (nikotinamid adenin dinukleotida) manjadi FAD,
sedangkan NAD
Fermentasi
Fermentasi
adalah proses pembebasan energy tanpa oksigen. Ciri-ciri
dari fermentasi adalah:
1.
Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas
2. terjadi proses glikolisis
3. tidak terjadi penyaluran elektron ke Siklus Krebs dan Transpor Elektron
4. energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan Respirasi aerob
5. Fermentasi terdiri atas 3 macam, yaitu:
a. Fermentasi Asam Laktat
b. Fermentasi Alkohol
c. Fermentasi Asam Cuka
2. terjadi proses glikolisis
3. tidak terjadi penyaluran elektron ke Siklus Krebs dan Transpor Elektron
4. energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan Respirasi aerob
5. Fermentasi terdiri atas 3 macam, yaitu:
a. Fermentasi Asam Laktat
b. Fermentasi Alkohol
c. Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi Asam Laktat merupakan proses fermentasi yang menghasilkan Asam Laktat (asam susu = asam lelah). Ciri-ciri dari fermentasi asam laktat adalah:1. Terjadi pada hewan tingkat tinggi dan manusia
2. menghasilkan Asam Laktat sebagai produk sampingan yang mengakibatkan:
a. napas tersengal-sengal
b. pegal-pegal di sekujur tubuh
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP
4. reaksi sederhananya:
2CH3CCOCOOH → 2CH3CHOHCOOH + 47 kkal
Fermentasi Alkohol
Fermentasi
Alkohol merupakan proses fermentasi yang menghasilkan alkohol sebagai produk
sampingan.
Ciri-ciri fermentasi alkohol:
1. terjadi pada sel Ragi (Saccharomyces cerreviceae).
2. menghasilkan alkohol sebagai produk sampingan. Alkohol mengakibatkan racun bagi organisme tersebut.
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP + 2 NADH2
4. reaksi sederhananya:
2CH3COCOOH → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
Ciri-ciri fermentasi alkohol:
1. terjadi pada sel Ragi (Saccharomyces cerreviceae).
2. menghasilkan alkohol sebagai produk sampingan. Alkohol mengakibatkan racun bagi organisme tersebut.
3. dihasilkan energi sebesar 2 ATP + 2 NADH2
4. reaksi sederhananya:
2CH3COCOOH → 2CH3CH2OH + 2CO2 + 28 kkal
Fermentasi Asam Cuka
Fermentasi asam cuka merupakan proses fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob dan menghasilkan asam cuka.Ciri-ciri fermentasi asam cuka:
1. terjadi pada bakteri asam cuka
2. substratnya adalah Etanol (Alkohol)
3. dihasilkan energi 5 kali lebih besar dari fermentasi alkohol, yaitu 10 ATP
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Katabolisme dan Anabolisme
a.
Cahaya
b.
Suhu
c.
CO2
d.
O2
e.
H2O
f.
Unsur/senyawa kimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar