Rancah betah
Menurut
cerita dari para orang tua, Rancah dahulu berbeda dengan Rancah
sekarang. Sesuai dengan namanya, Rancah zaman dahulu merupakan daerah
yang penuh dengan lumpur (rawa), walaupun tidak semua daerah Rancah
berlumpur. Oleh karena itu daerah Rancah cocok untuk ditanami tanaman
padi. Disamping daerah rawa, Rancah juga ternyata diapit oleh
pegunungan-pegunungan yang sangat luas. Potensi hasil hutan Rancah
mungkin dahulu sangat besar.
Tetapi
lain dulu lain sekarang. Kini Rancah merupakan daerah yang mulai
beralih kepada daerah perniagaan. Daerahnya yang sangat strategis
membuat semua orang meliriknya untuk menjadikan Rancah sebagai tempat
usaha. Pegunungan yang dahulunya penuh dengan pepohonan, kini sudah
mulai berubah menjadi tempat pemukiman masyarakat yang dari tahun ke
tahun terus meningkat.
Kalau
melihat sejarah ada kemungkinan masyarakat Rancah dulunya adalah
penganut Animisme dan dinamisme serta ajaran Hindu Budha. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tempat-tempat yang diberi nama Pamujaan dan Candi Hiang.
Disamping
sejarah kelam, Rancah juga ternyata memiliki sejarah yang manis, yaitu
dengan ikut andilnya warga Rancah dalam uasaha mengusir penjajah.
Adalah
K.H. Muhammad Rofii (alm.) yang pernah ikut bergabung mengusir penjajah
dan pernah pula menghancurkan gerombolan DII TII. Beliau adalah salah
seorang yang betul-betul mengalami perjuangan fisik mengusir penjajah
dan juga berjuang menyebarkan Islam dan membersihkan Islam dari
ajaran-ajaran yang masih campur aduk saat itu.
Rancah
adalah nama bagi suatu tempat yang berada di daerah dataran rendah yang
terletak di sebelah timur Ciamis Jawa Barat. Rancah, sekarang merupakan
nama bagi suatu desa dan juga nama bagi suatu kecamatan di Kabupaten
Ciamis.
Daerahnya yang sangat strategis yang merupakan jalur yang menghubungkan kota
Banjar, Ciamis, dengan daerah Subang, Kuningan, yang selalu ramai dan
menjadi jalur utama bagi aktivitas perdagangan antar kedua daerah
tersebut.
Desa Rancah kini mulai berbenah. Pasar
yang merupakan pasar terbesar di daerah tersebut kini sudah menjadi
pasar yang permanen dan layak dijadikan pasar percontohan. Terminal yang
dahulunya hanya beberapa meter saja luasnya, kini sedang mulai dibangun
untuk dijadikan terminal yang layak dan bisa digunakan menjadi terminal
bis antar kota. Angkutan kota pun kini sudah mulai ada satu atau dua angkutan yang masih dalam tahap sosialisasi.dan kita jangan lupakan bahwa di desa rancah masih memiliki makanan khas yaitu SAROJA (ma isur) ,,hehe
semogga bermanfaat untuk kalian semua..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar